Kamis, 30 Juli 2009

biografi

Industri, Ilmu, dan Teknologi menjadi Musuh Kebudayaan

Telah lama orang membicarakan soal kemajuan industri dan teknologi, dihubungkan dengan kekhawatiran akan perkembangan kebudayaan. Kemajuan teknologi mengalami pro dan kontra yaitu ada yang menyambut gembira dan ada yang melihat akibat teknologi di berbagai negeri dari segi negatifnya yaitu soal polusi, individualisasi, dehumanisasi, dan lain-lain. Menurut para pengamat sejarah, kehidupan sosial maupun filsafat adalah bagaimana menggunakan kemajuan teknologi itu menguntungkan kemanusiaan, untuk lebih baik secara menyeluruh dan bukan hanya untuk orang seorang atau hal-hal yang menjurus ke arah dehumanisasi kehidupan .

Para budayawan juga membicarakan agar ilmu, industri dan teknologi dan budaya itu sendiri lebih bersifat manusiawi. Lebih diarahkan kepada pengabdian untuk meningkatkan harkat dan martabat serta derajat manusia sebagai manusia. Dan tidak ada alasan untuk menyatakan bahwa manusia pada umumnya tidak akan mampu mengatasi konflik-konflik yang terjadi sebagai akibat dari hasil budaya tersebut. Jika belum ditemukan pemecahannya, budaya manusia akan terus mencari jalannya.

Tradisi dan warisan-warisan budaya nasional kita bukanlah pengertian kebalikan dari kemajuan, ilmu, industri, dan teknologi sehingga dipertentangkan. Memang terjadi konflik antara unsur-unsur tradisi ataupun budaya nasional dengan unsur kemajuan ilmu, teknologi, dan industri, tetapi tidak secara keseluruhannya. Maka akan keliru jika seorang teknokrat diinterpretasikan musuh kebudayaan nasional atau perusak warisan kebudayaan nasional, bagitu juga sebaliknya. Dengan demikian kita akan mengenal diri kita, diri masyarakat kita, diri nasion, Indonesia dan wajah kebudayaannya dengan mengenali warisan budaya serta tradisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar